KATA PENGANTAR
Puji syukur saya persembahkan kehadiran allah SWT ,karna atas berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini dengan baik .
Karya ilmiah ini saya susun dengan tujuan agar pembaca dapat memahami tentang karya imiah tentang majas ini dengan baik ,saya mengucapkan terimakasih kepada pembimbing yang sudah banyak membantu dan penulisan karya ilmiah ini terutama kepada bapak Drs.jamilin T.M .Ed selaku dosen pembimbing saya .
Mudah – mudahan ini dapat membantu serta kritik dan saran yang membangun saya harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini .
Pekanbaru ,18 Desember 2011
Sri kustati
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………........... i
KATA PENGANTAR………………………………………………......... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………........... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………......... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………........... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….......... 1
1.2 Tujuan ………………………………………….................................. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….......... 1
1.2 Tujuan ………………………………………….................................. 1
1.3 Ruang lingkup....................................................................................... 1
1.4 Kerangka teori...................................................................................... 2
1.5 Pembahasan………………………………………………………...... 2
1.6 Hasil...................................................................................................... 5
BAB II PENUTUP
2.1 Kesimpulan …………………………………………………………... IV
2.2 Saran ………………………………………………………………..... IV
2.1 Kesimpulan …………………………………………………………... IV
2.2 Saran ………………………………………………………………..... IV
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….... .V
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas memiliki keindahan bahasa tersendiri, karena itu penulis tertarik untuk mengkaji tentang majas dan peribahasa. karena majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dari keindahan gaya bahasa yang dipakai, majas merupakan bentuk sebuah ungkapan perasaan dari pengarang. Majas sering disebut gaya bahasa.
Disamping itu kita juga perlu memahami tentang majas, karena majas itu pemahaman, misalnya mencar7i majas personifikasi sebuah kalimat yang aneh terdengar. Karena majas ini, terjadi pergeseran makna yang dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas penginsanan. Di samping majas personifikasi , kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan,pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain.
1.2 Tujuan
1.2 Tujuan
Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami tentang majas.
2. Belajar mengetahui tentang majas.
3. Memahami tentang peribahasa, pepatah, perumpamaan dan pemeo.
1.3 Ruang lingkup
Ø Pengertian majas
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu. Majas sering disebut gaya bahasa.
Majas dibagi menjadi 3 yaitu ,
1. Majas perbandingan
2. Majas pertentangan
3. Majas pertautan .
4. Majas perulangan
Selain dengan pengertian dan pembagian majas ,tentu saja kita pelajari dengan makna majas ,memahami majas itu sendiri dan menggunakan pribahasa dalam majas itu sendiri .
1
1.4 kerangka teori
Menurut yang terteradalam nihon go dai jiten ,majas adalah mengumpamakan atau mengibaratkan pada suatu hal yang lain .
Menurut kamus besar bahasa indonesia majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan sesuatu sengan yang lain .sedangkan berdasarkan kamusterampil berbahasa indonesia majas adalah kalimat khusus yang maknanya dapat menimbulkan daya tarik pembaca atau pendengar dan kadang – kadang makna nya menyimpang dari kata –kata yang sebenarnya .dan ada yang mendefinisikan bahwa majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa dan pemakaian ragam tertentu .
1.5 Pembahasan
A. Pengertian Majas
A. Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.Majas merupakan bahasa yang kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakanefektertentu.
1.majas pebandingan
a. Personifikasi
Adalah majas yang membandingkan banda-benda tak bernyawa seolah-olah
memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
- Kereta api tua itu meraung-raung di tengah kesunyian malam jum’at pahing.
- Awan menari-nari di angkasa.
b. Perumpamaan/Simik
Adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh pemakai membandingkan bagai, bagaikan, seperti, ibarat, serupa, dan kata pembanding lainnya.
c. Metafora
Adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat. Bedanya dengan simile, metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:aku ini binatang jalan dari kumpulannya terbuang (dari aku,karya chairil anwar ).
d. Alegori
Adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.
2
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan antara lain meliputi: hiperbola, litotes, ironi, dan paradoks.
a. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan berlebih-lebihan dengan maksud untuk mempertebal, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
b. Litotes
adalah majas yang mengurangi, mengecil-kecilkan kenyataan yang sebenarnya. Tujuannya, antara lain, untuk merendahkan diri.
Contoh:
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
- Mampirlah ke gubuk saya! (padahal rumahnya besar dan mewah)
c. Ironi
adalah majas yang menyatakan makna pertentangan dengan maksud untuk menyindir atau mengolok-olok.
Contoh:
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
- Pandai sekali kau, baru datang ketika rapat mau selesai.
d. Paradoks
adalah majas yang antar bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi: metonimia, sinekdoke, alusia, dan ellipsis.
a.Metonimia
adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapae menyebut pencipa atau buatannya.bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
b.sinekdoke
sinekdoke dibedakan menjadi dua macam :
- Pars protato, yaitu majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah keseluruhan.
Contoh:.
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
- dia telah menjual sejengkal tanahnya untuk menyambung hidupnya
- Totem Proparto, yaitu majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud adalah sebagian.
- Contoh:
- Indonesia menang dalam pertandingan bulu tangkis di Korea.
- Kampungku berpartisipasi dalam lomba voli tingkat kecamatan.
c.Alusia
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
3
d.Ellipsis
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh:
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
- Kuraba mitlaliur Jepang dari baju hitam
(dari Buku Tamu Musium Perjuangan, karya Taufiq Ismail).
4. Majas Perulangan
Majas perulangan meliputi: aliterasi, antana klasis, repetisi, paralesisme, dan kiasmus.
a.Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. .
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. .
b.AntanaKlasis
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh:nada-nadi,
c.Repetisi
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama.
Adalah majas perulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam baris yang sama.
Contoh:
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
Dalam kesunyain malam waktu, tidak berpandang, tidak berkawan.
.
d.Paralerisme
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.
Adalah majas perulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.
e.Kiasmus
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi.
Contoh:
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
Karena malam bukan siangnya gelombang dan siang bukan malamnya siang.
(dari Orang Perahu, karya Sutan Iwan Soekri Munaf)
C.MaknaMajas
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama.
1. Widereng, yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih luas dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
- Ibu, ibu yang dahulu sudah menikah, berlayar
2. Naureng (penyempitan), yaitu perubahan makna yang menyatakan bahwa cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada cakupan makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Madrasah Sekolah Agama.
4
3. Ameliorasi, yaitu perubahan makna sekarang lebih baik (halus) dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.
D. Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
1.6 Hasil
Dahulu Sekarang
Nelayan Pramuniaga
Pembantu Pramunisma
4. Peoratif, yaitu perubahan makna yang sekarang lebih rendah dari makna dahulu. Contoh:
Dahulu : hamil, sekarang: Bunting
5. Senestesia, yaitu perubahan makna yang menjadi akibat pertukaran dua indra yang berbeda.
Contoh: mulut hati, menyakitkan.
D. Memahami Majas
1. Majas Personifikasi
Sebuah kalimat yang aneh terdengar dalam wacana di atas, yaitu, Krakatau Steel berteriak. Di sini terjadi pergeseran makna kata berteriak, berteriak dalam kalimat ini bukan mengeluarkan suara seperti manusia, berteriak. Tetapi berteriak dalam arti meminta perhatian semua pihak. Pergeseran makna seperti itu dapat kita masukkan ke dalam bentuk majas personifikasi atau majas penginsanan.
2. Majas Metafora
Di samping majas personifikasi, kita mengenal majas metafora. Untuk memperjelas dan memperkuat satu pernyataan, pemakai bahasa membuat perbandingan antara apa yang dimaksud dengan benda atau barang yang lain. Misalnya: “terjadi perang karya”. ‘Perang’ itu merupakan pertentangan perlawanan yang sangat kat. Jadi ‘perang karya’ merupakan metafora.
1.6 Hasil
Hasil dari majas ini sendiri adalah bisa dikatakan sebagai Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Peribahasa terbagi dalam tiga jenis, yakni pepatah, perumpamaan, dan ungkapan. Jadi, dalam hal ini ungkapan merupakan bagian dari peribahasa.
1. Pepatah
Adalah jenis peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran
Contoh:
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
- Datang tanpak muka perhi tampak punggung
(artinya: hendaklah berbaik-baik ketika berkunjung, baik ketika datang maupun pergi)
- Sepala-pala mandi biar basah
(artinya: mengerjakan sesuatu perbuatan hendaknya sempurna, jangan separu-separuh)
5
2. Perumpamaan
Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya. Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu.
Adalah ibarat, persamaan, peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utama perumpamaan adanya kata-kata: sebagai, bagai, laksana, bak, seumpama, umpama, atau sejenisnya. Contoh:
- Bagai air di daun talas, dikiaskan kepada orang-orang yang tidak tetap hatinya atau pendiriannya, mudah berubah pendiriannya.
- Bagai membendarkan diri ke bukit, artinya: mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
3. Ungkapan
Adalah perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk menyatakan maksud dengan arti kata kiasan. Seperti: melihat bulan, datang bulan, bulan madu.
6
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Telah dibahas pada bab kedua, dapat disimpulkan bahwa
1. Majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas dalam bentuk tulisan atau lisan. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.
2. Jenis-jenis majas dibagi menjadi menjadi 4, yaitu:
a. Majas perbandingan, yaitu majas yang membandingskan sesuatu dengan yang lain. Antara lain: personifikasi, simik, metafora, dan alegori.
b. Majas pertentangan, antara lain: hiperbola, litotes, ironi, dan oksimarom.
c. Majas pertautan, antara lain: metonemia, sinekdoke, alusia, eufimisme, ellipsis, dan inversi.
d. Majas perulangan, antara lain: aliterasi, antanaklasis, kiasmus, repetisi, dan paralelisme.
3. Di dalam bahasa Indonesia ada makna majas yang terdapat perubahan-perubahan makna, perubahan-perubahan makna antara lain: widereng, naureng (penyempitan), ameliorasi, peoratif, dan sinestesis.
4. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dalam peribahasa ada tiga jenis,yaitu: pepatah, perumpamaan, dan ungkapan.
5. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan, yaitu membandingkan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-oleh, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai, dan umpamanya.
2.2 Saran
majas merupakan bahasa yang kias. sebagai mana telah banyak diketahui penggunanya. Majas merupakan gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. jadi, selain untuk mewakili suatu ungkapan perasaan selebihnya kita juga perlu mengetahui dan memahami betulapa itu majas dan makna majas itu sendiri. oleh karena itu majas perlu juga pemahaman-pemahaman.
iv
PUSTAKA
ambarwati, Sri. S.S. 2006. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA. Klaten: Viva Pakarindo
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka
Parera, J.D. 1998/1999. Pintar Berbahasa Indonesia. Gunung Sahari Raya: PT. Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar