Jumat, 17 Februari 2012

kata mubazir


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering tidak sadar telah banyak menggunakan kata-kata mubazir. Padahal seharusnya kita menghindari kata-kata mubazir itu. Kata daripada misalnya sering kita gunakan secara berlebihan. Kita tah, kata dari pada sesungguhnya termasuk dedalam golongan kata depan. Kata tersebut digunakan untuk atau mengontraskan sesuatu. Dalam kenyataannya, penggunaan kata itu tidak selalu begitu. Para pejabat kita sering menggunakan kata dari pada secara tidak tepat.
Contohnya sebagai berikut:
1. Tujuan daripada pertemuan ini adalah untuk mencari jalan keluar mengenai hal-hal yang belum terpecahkan pada pertemuan lalu.
2. Kita harus selalu dapat memperhatikan keinginan daqri pada anggota.
Penggunaan kata dari pada dalam kedua contoh itu tidak tepat. Agar kalimat 1 dan 2 diatas menjadi baik kedua kalimat itu diubah menjadi sebagai berikut:
1a. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mencari jalan keluar mengenai hal-hal yang belum dipecahkan pada pertemuan lalu.
2a. Kita harus selalu dapat memeperhatikan keinginan anggota. Pemakaian kata daripada yang tepat ialah
3. Nina lebih rajin daripada adiknya.
4. Sebaiknya, kita datang lebih awal darpada terlambat.
Berbeda sekali dengan contoh 1a dan 2a diatas, mengilangkan kata daripada pada (3) dan (4) menjadikan kalimat itu tidak benar (3a) Nina lebih rajin adiknya. (4a) Sebaiknya, kita datang lebih awal terlambat.

Pemakaian kata-kata mubazir juga terjadi pada penggunaan bentuk jamak.
Contoh:
(1) Semua murid-murid diharuskan mengikuti upacara bendera hari senin.
(2) Beberapa orang-orang yang tidak setuju dengan keputusan pimpinan keluar dari perusahaan.
Beberapa orang-orang dan banyak persoalan-persoalan pada kedua contoh diatas merupakan gabungan bentuk kata jamak leksikal dan bentuk jamak ulang.

Jumat, 06 Januari 2012

 

KRITIK SASTRA



Permasalahan Kritik Sastra


Ada beberapa faktor yang menjadi permasalahan dalam perkembangan ktitik sastra Indonesia, diantaranya
  1. Buku tentang kritik sastra amat sangat jarang, jika dibandingkan dengan karya sastra itu sendiri.
  2. Menurut saidi, kelisanan masyarakat indonesia masih sangat kental. Bahwa tradisi kelisanan ini memberikan dua turunan yang sangat signifikan, yaitu kesenangan pada kerumunan dan ketidakbiasaan menerima kritik.
  3. Kurangnya perhatian media masa Indonesia terhadap sastra, khususnya kritik sastra. telah melenceng dari komitmen awal keberadaannya, yang semula sebagai sarana perjuangan dan pendidikan, sekarang telah berpihak kepada industri dan pemilik modal.
  4. Maraknya di media masa indonesia, para penjaga gawang untuk kolom sastra, kebanyakan adalah sastrawan, bukan kritikus sastra.



Ragam Kritik Sastra Indonesia

Judul Buku: Mozaik Sastra Indonesia
Oleh: Faiz Manshur
MUNGKIN sebagian orang masih punya pendapat, sastra adalah bidang marginal, terkucil dari gegap-gempita kesenian panggung dan televisi sekarang ini. Kita hanya menyaksikan eksistensi sastra pada panggung-panggung mini, atau acara bedah buku, temu penulis dengan pembaca yang pengunjungnya bisa kita hitung dengan jari.Namun, biar begitu adanya, eksistensi sastra bukan tidak berguna. Sastra bercita rasa tinggi, akan sangat penting manfaatnya sebagai kontrol terhadap kesenian (bahkan kebudayaan) hasil produk pasar bebas yang serbainstan, imitatif, pasaran, dan rendah nilai estetiknya.
Tentu, untuk membangun sastra yang berkualitas, kritik sastra harus ditempatkan pada sentral diskursus. Beragam perspektif harus disiapkan untuk melihat sesuatu yang tidak pernah kita duga-duga. Hadirnya buku ini tentu penting bagi pembaca untuk lebih mudah melihat keragaman analisis para pegiat sastra, kritikus dan akademis yang selama ini serius terlibat dan meneliti perkembangan sastra Indonesia.
Melalui proses seleksi yang cukup serius, sang editor Kinayati Djojosuroto mengemas 21 esai karya dari 21 kritikus sastra menjadi satu buku berjudul Mozaik Sastra Indonesia. Di dalamnya memuat karya-karya dua generasi. Generasi tua diwakili Asrul Sani, Arief Budiman, Abdul Hadi WM, dan Wilson Nadeak. Sedangkan para kritikus sastra muda yang hadir adalah Agus R Sarjono, Agus Noor, Ahmad Subhanuddin Alwy, Binhad Nurrahmat dan lain-lain. Ada juga tulisan dari para akademisi seperti Maman S Mahayana, Sunaryo Basuki Ks, Suroso, dan Yusrizal Kw.
Tulisan-tulisan yang terkumpul di dalamnya berasal dari naskah-naskah yang pernah diterbitkan di media cetak seperti Majalah Horizon, Kompas, Republika, Media Indonesia dan lain-lain.
Antologi ini diklasifikasi menjadi 6 topik. Bab pertama membicarakan tentang sastra dan konteks. Perbincangan dalam bab ini mengarah pada keterkaitan antara sastra, politik, sosial, dan ideologi. Artinya, pengarang ingin menyampaikan realitas sosial-politik, religi dan budaya dalam bingkai sastra. Esai-esai pada bagian ini setidaknya akan menyegarkan dahaga dunia sastra Indonesia yang selama ini mengalami kekurangan kritik sastra.
Bagian kedua, menyoal sastra dan imajinasi, di mana pembicaraan seputar peranan imajinasi dalam karya sastra ditelaah secara detail dan mendalam. Bagian ketiga, sastra dan pluralisme, menyoroti kreativitas karya sastra yang selalu terikat oleh variabel lain yang berdampak pada sukses atau gagalnya sastrawan dalam mengomunikasikan bahasa. Dijelaskan, sastra tanpa media komunikasi akan mati, pembaca tidak akan bisa menikmati. Masih serupa dengan perbincangan sastra dan konteks, soal pluralisme, demokrasi, dan hak asasi manusia cukup banyak dibicarakan dalam bagian ini.
Pada bagian keempat, Mozaik Sastra Indonesia, pembaca akan disuguhi proses kreatif para penulis sastra dalam menciptakan percikan-percikan ide yang memiliki nilai estetika puisi. Di dalam bab ini, pembicaraan tentang kesaksian kreatif berpuisi dalam memahami warna lokal sastra, latar sosial, dan religi dalam karya sastra juga mendapat tempat.
Bagian kelima, membahas soal sastra cyber. Hadirnya teknologi informasi di Indonesia berdampak pada perkembangan sastra dengan wajah baru dan unik. Sastra cyber merupakan fenomena penting yang tidak mungkin diabaikan dalam perbincangan sastra Indonesia. Era cyber telah menjadikan komunikasi antarmanusia lebih cepat. Seiring dengan itu, para sastrawan baru pun bermunculan melalui internet. Pembicaraan sastra cyber pun makin menarik karena ternyata mempunyai ciri khas yang berbeda dengan sastra media cetak.
Bagian keenam kita akan diajak bertamasya pada proses kreativitas pengarang. Tema ini selalu menjadi topik hangat yang selalu dibutuhkan, terutama sastrawan pemula. Dari sini kita akan melihat tentang suka-duka sastrawan dalam memproduksi ide penulisan.
Seperti yang pernah di katakan oleh Radhar Panca Dahana, ”Sastra memang semestinya dikembalikan kepada pembaca, baik secara teoretis maupun praktis.” Di tingkat teoretis penyingkiran pembaca dalam penelaahan sastra, membuat sastra itu sendiri hanya berputar dalam lingkaran analitik antara para kritikus, ambisi penerbit, atau biografi pengarangnya. (Faiz Manshur, jurnalis tinggal di Jakarta)

CERPEN


CERITA CINTAKU


Aku mengenalnya semenjak aku PUTUS dengan mantan kekasihku sebut saja dia dokter cintaku  ,karna dia telah mengobati luka hatiku yang dihianati oleh laki – laki lain  , dan semenjak itu aku merasa aneh.
Entah apa yang aku rasa saat itu, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi kala itu, aku seperti orang yang tak tentu arah.

Saat aku sadari ternyata aku mulai jatuh cinta, ya aku jatuh cinta untuk yang kesekian kali
Namun aku tak mampu melakukan apa yang ingin aku lakukan.
Aku hanya mengaguminya dari kejauhan, aku hanya mampu melihat senyumnya dari sini dari tempatku ku ,dan berusaha mengambil simpati laki – laki yang sudah berani megambil hati ku yang dulunya hancur sekarang kembali puli
H bahkan hatiku kini di balut dengan awan asmara

Aku sungguh jatuh cinta, ini cinta  ku..
Laki laki yang aku pandang terlihat  tampan dengan gayanya yg khas dan aku suka itu..
Matanya sangat indah, rambutnya yang cepak menambah getaran dalam dada ini..apalagi dia terlihat bersih dan rapi

Huuuuh aku suka dia, benar-benar suka dia..
Rasa ini semakin hari semakin dalam.
Setiap hari yang aku ingin hanya memandang wajahnya.
Suatu hari aku melihat tatapan matanya, tatapan mata yang sangat sejuk.

Yang mampu membuat jantung ini berdegup lebih cepat.
Dan akhirnya aku mulai bisa dekat dgn dia, aku merasa sangat bahagia.padahal pada awalnya aku hanya menginginkan nya untuk menyakiti teman dekatnya yang telah menyakitiku tetapi tak ku sangka aku benar – benar jatuh cinta pada nya .
Hingga suatu hari, apa yang aku takutkan terjadi, dia pergi..

Pergi tanpa pesan terakhir.sms pun tak ada di blsnya .mungkin dia jenuh atau risih dengan ku ???aku tak tau itu yang jelas dia pergi tanpa kata tanpa kabar tanpa cerita yang jelas ,aku sempat ingin melupakan bayangannya dan ingin jauh dari kehidupannya tapi tak bisaKini, hanya ada aku dan kenangan itu..
Aku hanya mampu mengingatnya, mengingat semua senyumnya dan tatapan indah itu.
Aku berjalan gontai sambil meneteskan air mata , air mata kehilangan.
Dia, takkan pernah tau betapa sakitnya aku saat itu, saat dia pergi dariku.
Aku tak mampu berkata apapun, aku hanya menangis dalam diam, menyesali semuanya..
Aku mencoba tegar, aku mencoba terus untuk menutup luka ini, luka yang kau beri.
Aku mencoba bahagia dgn apa yg aku milikki saat itu..
Aku mencoba bertahan dgn senyumanku.
Yaa tuhan, jaga dia selama dia jauh dari sisiku.

Di dalam penantianku, ada seorang pria datang dgn membawa sejuta cinta
Aku masih ingin diam, dan diam menunggu cintaku kembali dalam pelukku.
Namun kehadirannya membuat aku  tertawa seperti dulu, tetapi sungguh dalam hati ini masih ada nama cinta yang emndalam di hatiku.
Aku hanya mampu tertawa sesaat saja, setelah itu kembali menangis dalam diamku, dalam penantianku.

Untuk sementara waktu, sakitku terobati oleh kehadirannya di dalam sepiku.
Namun hanya sementara dan setelah itu kami berpisah..
waktu pun telah berjalan seiring berjalannya hari cintaku akhirnya kembali.
jujur aku tak menyangka saat ini ,dia datang lagi didalam kehidupanku yang nyata .tak tau apa yang dia pikirkan yang jelas dia datang mmberikan cintanya untuk aku rasakan didalam hatiku .jujur aku gak tau apa yang sekarang ini aku rasakan ,yang jelas aku bahagia dan bersujud syukur ,karna orang yang aku cintai ternyata dia membalas cintaku meskipun dalam jangka waktu yang lama .aku sempat pernah menanyakan ini pada kekasih hatiku ini,dia hanya memjawab ,semua
ini butuh waktu dan kini waktunya telah tiba dan semua pengorbanan dan kesabaranmu menghadapi aku kini telah terjawab dan kini aku datang mengabulkan semua doa dan harapan yang selalu kamu ucapkan disetiap langkahmu .aku membayar air mata yang telah jatuh dari mata indahmu dengan cinta yang aku bawa .aku hanya mau satu hal darimu ,setia dan selalu bersamaku disaat suka dan duka .
Sungguh ucapan itu benar – benar membuatku melayang ke langit ke tujuh .karna keinginanku telah allah kabulkan .terimakasih allah ,kamu telah mendengarkan doa – doa yang selama ini aku senandungkan ketika aku selesai menjalankan perintahmu .
Kini aku dengannya merajut cinta dengan indahnya ,ditambah lagi dengan keluarganya yang menyambutku dengan hangat .sungguh aku benar – benar bahagia kala ini apalagi dia bisa dengan mudahnya mengambil hati keluarga ku .HANDOKO HADI SAPUTRA ,ya itu nama kekasih hatiku ,,
Hanya doa dan harapan yang kini aku panjatkan .tuhan…..aku hanya inginkan dia menjadi pelabuhan hatiku ,aku mohon berikan lah kami iman yang kuat hingga kami bisa menjalani hubungan kami sampai ke jenjang pernikahan .aminnn……..
Dan untuk teman – teman yang membaca cerpen aku ini ,mohon doa nya yaa …..aku yakin setiap orang menginginkan kebahagian sejati .

HANDOKO HADI SAPUTRA
&
SRI KUSTATI

Sekarang ,besok dan untuk selamanyaa……..

PEMBAHASAN MENGENAI FONOLOGI,MORFOLOGI DAN SINTAKSIS


A.  FONOLOGI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian, yakni:
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan.
Macam –macam fonetik :
a. fonetik artikulatoris yang mempelajari posisi dan gerakan bibir, lidah dan organ-organ manusia lainnya yang memproduksi suara atau bunyi bahasa
b. fonetik akustik yang mempelajari gelombang suara dan bagaimana mereka didengarkan oleh telinga manusia
c. fonetik auditori yang mempelajari persepsi bunyi dan terutama bagaimana otak mengolah data yang masuk sebagai suara

2. Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi – bunyi bahasa yang berfungsi sebagai pembeda makna.
Jika dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan, bunyi-ujaran yang manakah yang dapat mempunyai fungsi untuk membedakan arti.




B.     FONEM
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem tidak dapat berdiri sendiri karena belum mengandung arti.
Fonemisasi adalah usaha untuk menemukan bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut.
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.
Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.
Fonem tidak memiliki makna, tapi peranannya dalam bahasa sangat penting karena fonem dapat membedakan makna. Misalnya saja fonem [l] dengan [r]. Jika kedua fonem tersebut berdiri sendiri, pastilah kita tidak akan menangkap makna. Akan tetapi lain halnya jika kedua fonem tersebut kita gabungkan dengan fonem lainnya seperti [m], [a], dan [h], maka fonem [l] dan [r] bisa membentuk makna /marah/ dan /malah/. Bagi orang Jepang kata marah dan malah mungkin mereka anggap sama karena dalam bahasa mereka tidak ada fonem [l].
Terjadinya perbedaan makna hanya karena pemakaian fonem /b/ dan /p/ pada kata tersebut. Contoh lain: mari, lari, dari, tari, sari, jika satu unsur diganti dengan unsur lain maka akan membawa akibat yang besar yakni perubahan arti.

MORFOLOGI
Adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal
                        Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Jenis-jenis Morfem
            Berdasarkan criteria tertentu, kita dapat mengklasifikasikan morfem menjadi berjenis-jenis. Penjenisan ini dapat ditinjau dari dua segi yakni hubungannya dan distribusinya (Samsuri, 1982:186; Prawirasumantri, 1985:139). Agar lebih jelas, berikut ini sariannya.

1)         Ditinjau dari Hubungannya
            Pengklasifikasian morfem dari segi hubungannya, masih dapat kita lihat dari hubungan struktural dan hubungan posisi.

a)         Ditinjau dari Hubungan Struktur
            Menurut hubungan strukturnya, morfem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu morfem bersifat aditif (tambahan) yang bersifat replasif (penggantian), dan yang bersifat substraktif (pengurangan).
            Morfem yang bersifat aditif yaitu morfem-morfem yang biasa yang pada umumnya terdapat pada semua bahasa, seperti pada urutan putra, tunggal, -nya, sakit. Unsur-unsur morfem tersebut tidak lain penambahan yang satu dengan yang lain.
            Morfem yang bersifat replasif yaitu morfem-morfem berubah bentuk atau berganti bentuk dari morfem asalnya. Perubahan bentuk itu mungkin disebabkan oleh perubahan waktu atau perubahan jumlah. Contoh morfem replasif ini terdapat dalam bahasa Inggris. Untuk menyatakan jamak, biasanya dipergunakan banyak alomorf. Bentuk-bentuk /fiyt/, /mays/, /mεn/ masing-masing merupakan dua morfem /f…t/, /m…s/, /m…n/ dan /iy ← u/, /ay ← aw/, /ε/, /æ/. Bentuk-bentuk yang pertama dapat diartikan masing-masing ‘kaki’, ‘tikus’, dan ‘orang’, sedangkan bentuk-bentuk yang kedua merupakan alomorf-alomorf jamak. Bentuk-bentuk yang kedua inilah yang merupakan morfem-morfem atau lebih tepatnya alomorf-alomorf yang bersifat penggantian itu, karena /u/ diganti oleh /iy/ pada kata foot dan feet, /aw/ diganti oleh /ay/ pada kata mouse dan mice, dan /æ/ diganti oleh / ε/  pada kata man dan men.
            Morfem bersifat substraktif, misalnya terdapat dalam bahasa Perancis. Dalam bahasa ini, terdapat bentuk ajektif yang dikenakan pada bentuk betina dan jantan secara ketatabahasaan. Perhatikanlah bentuk-bentuk berikut !
Betina
/mov εs/
/fos/
/bon/
/sod/
/ptit/
Jantan
/mov ε/
/fo/
/bo/
/so/
/pti/
Arti
buruk
palsu
baik
panas
kecil
Bentuk-bentuk yang ‘bersifat jantan’ adalah ‘bentuk betina’ yang dikurangi konsonan akhir. Jadi dapat dikatakan bahwa pengurangan konsonan akhir itu merupakan morfem jantan.
b)         Ditinjau dari Hubungan Posisi
            Dilihat dari hubungan posisinya, morfem pun dapat dibagi menjadi tiga macam yakni ; morfem yang bersifat urutan, sisipan, dan simultan. Tiga jenis morfem ini akan jelas bila diterangkan dengan memakai morfem-morfem imbuhan dan morfem lainnya.
Contoh morfem yang bersifat urutan terdapat pada kata berpakaian yaitu / ber-/+/-an/. Ketiga morfem itu bersifat berurutan yakni yang satu terdapat sesudah yang lainnya.
Contoh morfem yang bersifat sisipan dapat  dilihat dari kata / telunjuk/. Bentuk tunjuk merupakan bentuk kata bahasa Indonesia di samping telunjuk. Kalau diuraikan maka akan menjadi / t…unjuk/+/-e1-/.
Morfem simultan atau disebut pula morfem tidak langsung terdapat pada kata-kata seperti /khujanan/. /ksiaηgan/ dan sebagainya. Bentuk /khujanan/ terdiri dari /k…an/ dan /hujan/, sedang /kesiangan/ terdiri dari /ke…an/ dan /siaη/. Bentuk /k-an/ dalam bahasa Indonesia merupakan morfem simultan, terbukti karena bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk /khujan/ atau /hujanan/ maupun /ksiaη/ atau /sianaη/. Morfem simultan itu sering disebut morfem kontinu ( discontinous morpheme ).

2)         Ditinjau dari Distribusinya
            Ditinjau dari distribusinya, morem dapat dibagi menjadi dua macam yaitu morfem bebas dan morem ikat. Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri dalam tuturan biasa , atau morfem yang dapat berfungsi sebagai kata, misalnya : bunga, cinta, sawah, kerbau. Morfem ikat yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, misalnya : di-, ke-, -i, se-, ke-an. Disamping itu ada bentuk lain seperti juang, gurau, yang selalu disertai oleh salah satu imbuhan baru dapat digunakan dalam komunikasi yang wajar. Samsuri ( 1982:188 )menamakan bentuk-bentuk seperti bunga, cinta, sawah, dan kerbau dengan istilah akar; bentuk-bentukseperti di-,ke-, -i, se-, ke-an dengan nama afiks atau imbuhan; dan juang, gurau dengan istilah pokok. Sementara itu Verhaar (1984:53)berturut-turut dengan istilah dasar afiks atau imbuhan dan akar. Selain itu ada satu bentuk lagi seperti belia, renta, siur yang masing-masing hanya mau melekat pada bentuk muda, tua, dan simpang, tidak bisa dilekatkan pada bentuk lain. Bentuk seperti itu dinamakan morfem unik.
           
SINTAKSIS
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata tattein yang berarti “menempatkan”. Jadi, secara etimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
STRUKTUR SINTAKSIS
Secara umum struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) yang berkenaan dengan fungsi sintaksis. Nomina, verba, ajektifa, dan numeralia berkenaan dengan kategori sintaksis. Sedangkan pelaku, penderita, dan penerima berkenaan dengan peran sintaksis.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, dan intonasi; bisa juga ditambah dengan konektor yang biasanya disebut konjungsi. Peran ketiga alat sintaksis itu tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.

PENGERTIAN AGAMA


PENGERTIAN AGAMA

Menurut teori Evolusi [yang sampai kini belum ada bukti-bukti utuh dan lengkap tentang kebenarannya], manusia modern atau homo sapiens ada karena suatu proses perkembangan yang panjang dan dalam rentang waktu lama. Proses panjang dan lama itu terjadi karena manusia berkembang dari organisme sederhana menjadi makhluk yang relatif sempurna; dan segala sesuatu yang bertalian dengan manusia serta kemanusiaannya juga berkembang karena adanya proses evolusi. [Dan dalam kenyataannya, evolusi hanya merupakan teori, tetapi diajarkan dan dijabarkan sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi atau dialami pada semua makluk].
Akan tetapi, menurut Kitab Suci Agama-agama, manusia, alam semesta, dan segala sesuatu adalah hasil ciptaan TUHAN Allah; hasil ciptaan yang penuh dengan kesempurnaan. Karena kesempurnaan itu, manusia mampu bertambah banyak karena di dalam diri mereka tertanam naluri bertahan hidup serta kemampuan reproduksi. Di samping itu, manusia juga dilengkapi dengan berbagai kemampuan serta kreativitas [penggagas Teori Evolusi pun, tidak pernah bisa menjawab siapa yang telah melengkapi manusia dengan berbagai kemampuan serta kreativitas tersebut], sehingga mampu beradaptasi dengan sikon hidup dan kehidupannya; bahkan menjadikan segala sesuatu di sekitarnya menjadi lebih baik serta memberi kenyamanan padanya.

Kemampuan dan kreativitas itu, menjadikan manusia mempunyai keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. Sehingga, yang tadinya mempunyai pola nomade, lambat laun menetap kemudian membangun komunitas pada suatu lokasi dengan batas-batas geografis tertentu. Dalam batas-batas geografis itu, mereka semakin bertambah banyak serta mampu membangun komunitas masyarakat dengan berbagai aspek yang bertalian dengannya.

Salah satu aspek yang biasanya ada dalam suatu komunitas masyarakat adalah cara-cara penyembahan kepada kekuatan lain di luar dirinya. Hal itu terjadi karena manusia mempunyai naluri religius yang universal. Kekuatan lain di luar diri manusia itu bersifat Ilahi, supra natural, berkuasa, mempunyai kemampuan maha dasyat, sumber segala sesuatu, dan lain-lain. Ia adalah Kekuasaan Yang Tertinggi melebihi apapun yang ada di alam semesta. Akan tetapi, manusia tidak mampu menggambarkan bentuk-bentuk konkrit dari apa yang mereka sembah sebagai Kekuasaan Yang Tertinggi itu. Komunitas tersebut mempunyai keyakinan bahwa Ia ada, dihormati, disembah, ditakuti; kemudian diikuti dengan memberi persembahan korban kepadanya. Kondisi seperti itu biasanya disebut agama suku atau agama asli.

AGAMA-AGAMA ASLI

Agama Asli adalah bentuk-bentuk atau cara-cara penyembahan yang ada pada suatu suku dan sub-suku; kerohanian khas pada suatu bangsa, suku, dan sub-suku; berasal dari antara mereka sendiri, serta tidak dipengaruhi atau meniru dari komunitas ataupun orang lain. Ciri-ciri yang ada pada agama asli antara lain,

·         terikat pada lokasi atau tempat bangsa ataupun suku dan sub-suku hidup dan berkembang; misalnya diseputar lembah atau pegunungan, daerah pedalaman serta terpencil, dan lain sebagainya; sehingga terbatas pada masyarakat dalam komunitas atau lingkungan tertentu
·         dianut oleh sekelompok suku atau sub-suku ataupun gabungan beberapan suku;
·         mempunyai atau adanya banyak larangan-larangan, tabu, benda-benda dan tempat-tempat keramat serta dianggap suci; tempat-tempat keramat tersebut biasanya difungsikan juga sebagai pusat kegiatan penyembahan atau ritus;
·         pada umumnya berhubungan dengan alam [misalnya benda-benda langit; pohon, gunung, gua, dan lain-lain]; bersifat spiritisme [adanya roh-roh pada benda-benda di alam semesta], animisme [adanya nyawa atau jiwa pada benda-benda tertentu], dinamisme [adanya kekuatan dan kuasa pada semua makhluk], totemnisme [adanya hubungan antara manusia dengan binatang tertentu].
 Hubungan erat antara [masyarakat] penganut agama suku dengan alam terjadi karena anggapan bahwa pada alam ada atau berdiam [tinggal] pribadi yang mempunyai kekuatan dan kuasa. Sebagai pribadi, alam juga tidak mau diganggu atau dirusak oleh manusia. Dalam konsep agama-agama suku, jika pribadi pada alam tersebut diganggu [mendapat gangguan], maka Ia akan mendatangkan murka pada manusia. Dan juga hubungan itulah, yang seringkali menjadikan mereka lebih memperhatikan dan menjaga keselarasan hidup dengan lingkungan.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan hidup dan kehidupan, pemikiran dan pemahaman manusia tentang siapa Yang Ilahi yang disembah semakin maju. Pada perkembangan selanjutnya, model atau cara-cara penyembahan pada agama suku, berubah dan berkembang menjadi suatu sistem yang teratur. Perubahan dan perkembangan ini, juga menjadikan manusia mempunyai aneka pendapat atau pengertian tentang agama.


ARTI AGAMA

Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari religere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.

Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu [yang supra natural] dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang dibuat manusia [pendiri atau pengajar utama agama] untuk berbhakti dan menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum, kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk mencapai atau memperoleh keselamatan [dalam arti seluas-luasnya] secara pribadi dan masyarakat.
Dari sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. Artinya, manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk penyembahan kepada Ilahi [misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain] merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus, nyanyian, cara penyembahan [bahkan ajaran-ajaran] dalam agama-agama perlu diadaptasi sesuai dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.

Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahwa agama diturunkan TUHAN Allah kepada manusia. Artinya, agama berasal dari Allah; Ia menurunkan agama agar manusia menyembah-Nya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat bahwa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang telah mengasihinya. Dan masih banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya,
1.     
1.    Agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan manusia yang percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepada-Nya, serta melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut
2.    Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap sesuatu Yang Dipercayai berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam semesta; cara-cara tersebut bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan masyarakat yang menganutnya atau penganutnya
3.    Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukum-Nya. Hukum-hukum TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-utusan-Nya; utusan-utusan itu adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh TUHAN sebagai pembawa agama. Agama dan semua peraturan serta hukum-hukum keagamaan diturunkan TUHAN [kepada manusia] untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat

Jadi, secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.